Senin, 27 April 2015

MENGENALI DAN MEMAHAMI ANAK YANG NAKAL



MEMAHAMI SISWA YANG NAKAL
Sebagai insan yang berada disebuah lembaga pendidikan, apalagi sekolah menengah kejuruan yang notabene siswanya adalah laki-laki. Menghadapi siswa “nakal” adalah hal yang biasa mulai dari siswa yang sering terlambat atau bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas/PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran, tidak sholat, dan masih banyak contoh “kenakalaan” lain yang kerap dilakukan siswa. Hal-hal tersebut memang benar-benar menguji kesabaran kita. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan tinggkat tinggi.
Sebenarnya apakah benar ada anak diberi label “nakal”? penulis sendiri tidak setuju bila ada siswa yang dilabeli “nakal” apabila ia merasa tidak sanggup mengendalikan siswanya. Disisilain ukuran “nakal” tiap guru berbeda-beda sebagaian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain berpendapat siswa yang sering bolos atau tidak masuk sekolah adalah siswa yang “nakal” sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut saat pembelajaran adalah siswa yang “nakal”.
Menurut saya tidak ada yang namanya siswa “nakal” yang ada adalah:
1.      Siswa yang kritis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupan. Kedua tercapainya identitas peran. Kenakalan siswa tejadi karena siswa gagal mencapa masa integrasi kedua.
2.      Siswa yang memiliki kontrol diri yang lemah. Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. 
3.      Siswa yang kurang kasih sayang orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan menyebabkan kurang perhatian kepada anaknya. Tidak mengenalkan dan mengajarkan norma-norma agama kepada anaknya. Akibatnya dia akan sering bolos atau terlambat sekolah. Saat di sekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat pehatian dari orang lain, termasuk kepada gurunya.
4.      Siswa yang kedua orang tuanya tidak harmonis atau bahkan bercerai. Suasana dirumah yang tidak nyaman akan menyebabkan anak tidak fokus saat pelajaran. Kedua orang tua yang seharusnya melindungi dan memberi contoh yang baik justru menjadi akar permasalah anaknya.
5.      Siswa yang menjadi “korban” dari saudara atau teman sepermainnya. Tipe anak seperti ini akan melakukan hal sama pada anak lainnya karena ia adalah “korban” dan berusaha untuk membalas dendam.
6.      Siswa yang mendapat tekanan dari orang tua. Tekanan in bisa berupa tuntutan orang tua yang teralu tinggi akan prestasi anaknya di sekolah atau peraturan dirumah yang terlalu ketat atau mengekang. Akibatnya bisa bermacam, siswa bisa pendiam tapi juga bisa “nakal” karena merasa ingin bebas.
7.      Siswa yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya masalah ekonomi. Siswa yang mengalami  kekerasan dirumh, maka saat di sekolah ia akan menunjukkan sikap memberontak kepada gurunya atau bahkan melakukan kekerasan seperti apa yang ia alami.
8.      Siswa yang salah bergaul. Lingkunag memang sangat memberikan pengaruh yang sangat terhadap perkembangan sikap siswa. Pergaulan yang kurang tepat atau menyimpang salah bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.

Sabtu, 25 April 2015

pentingnya menjaga kesehatan



PENTINGNYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Menjaga Kesehatan Lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu, selain merupakan anugerah yang diberikan sang pencipta kepada hamba-Nya, Kesehatan Lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga kita terhindar penyakit. Karena kesehatan tidak ternilai harganya. Terkadang pada saat kita sehat, kita lupa akan nikmat tersebut dan ketika sakit kita baru sadar dan merasakan betapa kesehatan itu sungguh sangat berharga.
Tubuh yang sehat bisa didapatkan dari berolahraga secara teratur, menkomsumsi makananan bergizi, dan lingkungan yang sehat dan bersih. Lingkungan yang sehat terkadang sering tidak kita perhatikan karena kesibukan dalam bekerja sehingga lingkungan sekitar tidak dijaga kebersihannya. Akibat dari lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satu yang mengkhawatirkan adalah deman berdarah (DBD) karena dapat menyebabkan kematian.
Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.
Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan, karena menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat. Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain:
1.    Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
2.    Lingkungan menjadi lebih sejuk.
3.    Bebas dari polusi udara.
4.    Air menjadi lebih bersih dan aman untuk diminum.
5.    Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Masih banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan, maka dari itu kita harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah kita sendiri misalnya rajin menyapu halaman rumah, rajin membersihkan selokan rumaah kita, membuang sampah pada tempatnya, pokoknya masih banyak lagi.
Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, di sekolah pun kita diajarkan untuk selalu hidup bersih.
Selain hal yang disampaikan diatas kita juga harus saling mendukung agar tercapainya tujuan kita dalam menjaga kesehatan lingkungan bersama, agar tidak terjadi penyakit ataupun hal-hal yang tidak diingikan dimasa mendatang. Serta agar lingkungan kita tetep bisa dinikmati hingga anak cucu kita kelak.